CELOTEH AWAL TAHUN
Mungkin bagi anda sedikit terlambat bagi saya menulis tetang hal ini, namun bagi saya tidak ada kata terlambat apalagi hanya untuk sebuah tulisan yg berisi celoteh-celoteh saya di awal tahun. Toh ini masih di sepertiga awal bulan januari. Hehee
Ijinkan saya curhat sedikit (padahal gk dikit) tentang perasaan dan rencana-rencana saya tentang tahun 2015. Sekalian mengingat-ingat kembali apa-apa saja yg sudah saya alami di tahun sebelumnya.
Tahun 2014, tahun dimana saya menyandang usia pertama saya dengan angka dua didepannya. Usia yang katanya menentukan sukses tidaknya saya di tahun-tahun menua mendatang. Alhamdulillah, semua berjalan sesuai kehendak Allah, meski tidak sepenuhnya sesuai rencana saya.
Biasanya yg saya lakukan di awal tahun seperti ini adalah membuat ceklis apa-apa saja yang harus saya selesaikan di tahun ini. Sembari menengok kembali ceklis tahun lalu, bila ada yg belum terealisasi harus segera saya masukkan ke ceklis tahun ini. Hampir menangis saya melihat ceklis saya di tahun 2014. Begitu banyak yang ingin saya raih, banyak sekali yg saya mau. Namun hanya beberapa yang bisa saya wujudkan. Mengingat awal tahun kemarin, semangat saya lagi tinggi-tingginya, pola pikir saya masih kurang realistis. Mungkin masih terpengaruh dengan fiksi-fiksi yang gemar saya baca.
Saya salin beberapa ceklis itu kemudian saya masukkan ke ceklis saya tahun ini. Berharap Allah memberi kesempatan bagi saya untuk mewujudkan semuanya.
Sebenarnya berhasil tidaknya saya di tahun kemaren bukan hanya diukur dari seberapa banyak tanda centang pada ceklis saya, bukan dari sebanyak apa buku yang saya baca tahun itu, atau semamapu apa saya menceritakan ke orang lain tentang cita2 dan tujuan saya. BUKAN.. Bukan itu parameternya.
Kata ibu saya, berhasil tidaknya kamu, bisa kamu nilai dari perubahan yang kamu buat di tahun itu (semakin cintakah kamu dengan Rabb-mu dan Kekasih-Nya? semakin pahamkah kamu tentang agamamu? sudah bermanfaatkah kamu bagi yang lain? sudah sedalam apa kamu mencoba mengerti apa yg orang lain rasakan?)... ibu saya amat pandai bila bicara tentang perasaan. Hahaa.. sebenarnya masih banyak yang bisa di nilai, Cuma saya lupa, jadi tidak saya tulis semua..
2014, banyak yang saya alami di tahun ini, Saya punya lingkungan kerja yang baru, bahkan teman2 baru (bukan berarti melupakan yang lama).. Saya belajar banyak hal, pun saya kehilangan banyak hal.. ada beberapa point penting yang saya cetak miring, garis bawahi, dengan font tebal. Ceilah.. kurang lebih seperti itu. Hehee
Di tahun itu, Allah atur perjumpaan saya dengan beberapa orang yang berpengaruh dalam hidup saya, saya berjumpa dengan teman yang benar2 teman, saya juga bertemu dengan teman yang di luar konteksnya hanya sebagai kenalan.. saya dipertemukan dengan banyak jenis watak, yang awalnya saya beranggapan bahwa suku dan tempat asal tidak mempengaruhi watak seseorang, ternyata salah, saya beranggapan bahwa watak dan tabiat itu bawaan pribadi org masing2. Bukan karena dia berasal dari daerah mana, bukan karena dia keturunan suku apa. Tapi, setelah saya bertemu dengan beberapa di antara mereka, saya mencoba untuk mengenal dan ternyata, sebagian besar mematahkan pemikiran saya.. memang benar tidak semua orang dari suku ini berwatak seperti itu, tapi nyatanya, sebagian besar memang begitu, tidak bisa di jadikan acuan, tapi kenyataan berkata demikian.
Saya bersyukur Allah letakkan saya di posisi itu pada waktu itu. (apasih).. intinya, saya senang bisa mengenal banyak orang dengan masing-masing sifat dan tabiat uniknya. Saya jadi punya banyak refrensi. Hehee.
Hingga akhirnya saya menemukan beberapa pribadi yang saya rasa cocok untuk saya jadikan teman sejati. Anda paham bukan maksud saya? Teman sejati... iya teman yg lebih dari sekedar teman, orang2 biasa sebutnya sahabat. Saya sih agak gimana gitu kalau sebut sahabat, aneh rasanya..
Dengan mereka, saya mencoba sharing hampir segala hal, saya ajak bertukar opini, berdiskusi, memperkuat komunikasi, memberi perhatian lebih (sebagai seorang teman loh yaa).. banyak hal yang saya pelajari dalam bergaul dengan mereka.. memang kadang ada cekcok dan konflik, tapi kami anggap itu sebagai bumbu atau pemanis atau zat aditif lainya... hahaa
Sampai pada titik dimana saya memahami bahwa tidak bisa selamanya kami sedekat ini, tidak mungkin selamanya akan seerat ini, akan ada saat dimana salah satunya lebih dahulu menemukan jalannya yang jelas berbeda, akan ada saat dimana yg satu sudah sibuk dengan istri, anak dan pekerjaannya. Hingga tidak bisa selalu menerima ajakan meski hanya untuk sekedar makan di luar dan berdiskusi ringan.
Saya paham hal itu kala salah satu sudah mulai mencoba mencari pasangan. disitu saya sadar, saya hanya bagian potongan kecil dari hidup sahabat saya yang lain, saya hanya salah satu pengisi dari potongan perjalan hidup mereka. Maka, di tahun 2015 nanti, saya memutuskan juga mencari jalan saya sendiri. Mungkin saya juga sudah waktunya mencari teman hidup saya. Teman yang nanti akan bersama saya membuat ceklis tahunan dan mewujudkannya bersama. (nah loh, mulai dah bahas itu... ahhhh. Lupakan).
Saya juga mengalami beberapa masa yang sulit, di tahun sebelumnya, saya mengambil keputusan besar yang mungkin akan saya sesali.. Saya memutuskan untuk berhenti kuliah dan mencoba peruntungan dengan melamar pekerjaan. Berpikir bahwa sekolah nanti bisa saya lanjutkan setelah bekerja. Nahh, di saat sudah sibuk dengan pekerjaan, saya hampir lupa dengan komitmen saya dulu, hampir saja. In Shaa Allah tahun ini saya akn melanjutkan pendidikan lagi. Doakan saya.
Itu salah satu dari rentetan ceklis yang saya salin dari tahun sebelumnya.. Ada kalimat yang menggelitik dan sedikit membuat saya merasa tersindir.. kalimatnya seperti ini “Resolusi 2015 adalah menyelesaikan resolusi 2014 yang isinya adalah rencana tahun 2013 yang mana rencana tersebut dibuat tahun 2012” ... persis seperti kisah saya bukan? Saya peroleh kalimat ini dari gambar meme di sosial media. Malu saya sebenarnya.
Selain itu kesulitan-kesulitan yang lain juga silih berganti, mulai dari kesulitan mengatur keuangan, kesulitan membagi waktu antara untuk pekerjaan, untuk keluarga, untuk agama, bahkan untuk diri saya sendiri. Ada lagi nih cobaan yang lumayan menyakitkan, senior senior saya mulai senang membully soal nikah. Tiap ketemu pura2 nanya kabar saya, tau taunya nanya kabar istri dan anak saya, padahal kan saya belum nikah, di sosial media saya juga sering di ledekin, dikatain bujang lapuk lah, apalah, padahal saya baru 2 tahun yang lalu lulus sekolah, hahaaa. Saya paham itu semua candaan. Tapi tetap saja, di bully terus menerus soal menikah, membuat saya mulai memikirkannya, apa sebaiknya saya menikah di usia muda ya? Pertanyaan itu yang masih menggantung di kepala saya. Hingga saat ini...
Kan kan kan, bicara soal nikah lagi, ahhh.. Masih banyak yang ingin saya raih sebelum itu.. masih banyak kota yang ingin saya kunjungi, masih banyak hal yang harus saya pelajari, masih banyak tempat yg ingin saya jamah bersama sahabat-sahabat saya.. Menjadi imam bagi seorang wanita, terlebih bagi sebuah keluarga, itu bukan hal sepele yg bisa di persiapkan secara instan.. Bukan hanya secara fisik dan finansial saja, tapi juga persiapan psikologis-psikologis yang memang harus sudah benar, mengingat saya ini masih sedikit labil, terkadang untuk beberapa hal masih sangat emosional.. sadar nih saya.. cieee..
Kembali soal ceklis tahunan, kali ini saya usung dengan sedikit perbedaan dari tahun sebelumnya, dengan gambaran yang lebih tertata dan realistis,lengkap dengan mapping yang lebih struktural. Jadi programnya bukan hanya di buat tahunan, tapi punya gambaran jelas untuk sepanjang hidup, nah hanya saja saya buat detailnya di ceklis tahunan tadi.. ini lebih efektif ketimbang kamu hanya punya gambaran yg kamu simpan dalam angan.. akan berbeda jika kamu tuangkan ini di selembar kertas, kemudian kamu pajang di dinding dan langit-langit kamarmu.. Ceilehh.. saya yakin dengan bantuan Allah segala hal menjadi mungkin, hanya saja tidak mungkin bagi saya memasukkan itu ke dalam rencana tahunan saya.. Sebab itu di luar control saya.
Terserah, mau di katain alay atau apa, tapi seperti ini saya menjaga semangat hidup saya. Perhatikan mereka yang hidup tanpa tujuan, tidak punya apa-apa sebagai pegangan, dia hidup hanya pasrah dengan arus dan alur yg bisa membawa mereka kemana saja, tidak punya ambisi sama sekali bahkan untuk mengatur, menata hidup mereka sendiri.
Lanjut... Malam pergantian tahun kemarin, saya memilih untuk tidak keluyuran seperti teman-teman sebaya saya yang lain, saya memilih tinggal dirumah, bersama ibu saya, menyaksikan program televisi dengan beberapa kudapan yang ibu beli sore hari sebelumnya.
Memilih untuk melewatkan detik-detik perhitungan mundur pergantian tahun.. memilih untuk tidur lebih awal. Tepat jam 22.00 WITA, saya masuk kamar dan beristirahat. Meski saya tahu besoknya adalah hari libur. Bangun di sepertiga malam dan menjalin mesra dengan-Nya saya rasa lebih penting ketimbang begadang Cuma untuk meniup trompet.
Siapapun berharap perubahan dan hal baik terjadi di tahun ini, termasuk saya. Semua kesenangan, kesulitan, keragu-raguan, kecemasan, dan hal-hal lain yang terjadi di tahun sebelumnya... selalu ada hikmah, ibrah, dan pelajaran yang bisa dipetik.. tidak peduli apakah itu melukai dan menyulitkanmu di awal kemunculannya..
Doa saya, agar saya, ibu, dan keluarga saya, juga anda diberi kesehatan oleh Allah, di beri kesempatan untuk mewujudkan harapan dan keinginan di tahun ini, punya kesempatan untuk memberi tanda centang di setiap daftar yang kita tuliskan.. Aamiin.. dan untuk kalian yang tak putus doanya, tentang apa saja, hati dan lisan saya, dengan syahdu kan meng-amin-kan setiap doa yang kalian gantungkan, kan memohon kebaikan dan keberkahan atas langkah yg kalian putuskan. In shaa Allah
Firman jafar
Ruang kerja, 5 Januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar